Senin, 07 Maret 2011

depresi anak indonesia(gantung diri)

Rumah anak yatim piatu pasangan suami istri (pasutri) buruh tani tebu yang meninggal dunia karena gantung diri akibat terlilit ekonomi di Desa Tanjung Anom, Kec. Pasaleman, Kab. Cirebon akhirnya selesai. Rumah sederhan senilai Rp 52,5 juta tersebut dibangun oleh anggota dan pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat itu pun langsung ditempati, Senin (28/2).
Kunci rumah diserahkan dari ketua panitia pembangunan, Mulyadi kepada Ketua DPC APTRI Wilayah Kerja Pabrik Gula Tersana Baru, Usnara yang selanjutnya disampaikan kepada keluarga korban yakni Tatun (14), Wisnama (9) dan Sanes (3).
Usnara mewakili Ketua DPD APTRI Jabar, HM. Anwar Asmali, yang berhalangan hadir menyebutkan, pengerjaan selama 35 hari dengan total dana yang dihabiskan Rp 52,5 juta. Fasilitas yang belum tersedia dan tengah diupayakan berupa listrik. "Alhamdulillah semuanya sesuai dengan rencana dan semoga dapat digunakan sebaik-baiknya untuk anak buruh tani tebu yang kini menjadi yatim piatu," kata Mulyadi.
Menurut Mulyadi, rumah sederhana tersebut dananya berasal dari sumbangan para pengurus APTRI Jabar yang dikeluarkan secara pribadi melalui lelang amal pada awal Januari lalu. Pembangunan rumah sendiri bertujuan membantu kesulitan yang dialami anak dan keluarga almarhum.
Rumah sederhana itu panjangnya mencapai delapan meter dengan lebar enam meter. Adapun bagian atap membentuk seperti satu terbalik. Terdapat satu ruangan tamu, dua kamar, satu ruangan dapur dan kamar mandi dan WC.
Sementara itu Usnara yang mewakili Ketua DPD Aptri Jabar mengatakan, rumah sederhana merupakan wujud perhatian petani tebu terhadap kelangsungan hidup putera puteri buruh tani tebu. Diharapkan dapat memacu semangat mereka untuk terus menjalani kehidupan. "Pendidikan mereka juga kami perhatikan dan sejauh ini mereka masih bisa bersekolah," katanya.
Kuwu Desa Jati Anom, Kusman mengucapkan terima kasih atas kepedulian para petani tebu atas penderitaan yang dialami warganya tersebut. "Bantuan membangunkan sebuah rumah lebih dari cukup. Memang kendala selama ini adalah tempat tinggal, karena ketiga yatim tersebut trauma tinggal di rumah yang dulu menjadi TKP gantung diri kedua orang tuanya," katanya.
Seperti pernah diberitakan, diduga tak sanggup menanggung beban kebutuhan ekonomi keluarga, buruh tani tebu suami istri masing-masing Maksum (35) dan Ny. Rohani (33) asal Blok Kroya, RT 04 / RW 04 Desa Tanjung Anom, Kec. Pasaleman, Kab. Cirebon nekad melakukan gantung diri secara bersamaan di rumahnya, Rabu (5/1) dini hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar